Rechercher dans ce blog

Sunday, April 16, 2023

Penembakan Misterius 1982-1985: Petinju Johny Mangi Tewas Terkapar dan Teror Potongan Kepala - Tribun Medan

TRIBUN-MEDAN.COM - Peristiwa penembakan misterius 1982-1985, atau kerap diistilahkan sebagai 'Petrus', diakui negara sebagai pelanggaran HAM berat.

Rangkaian peristiwa kala itu juga merembet ke Kota Malang, Jawa Timur.

Diawali pembunuhan petinju terkenal, Johny Mangi, hingga teror pengiriman potongan kepala terhadap satu media yang rajin memberitakannya.

"Dor!"

Johny Mangi, petinju terkenal berusia 25 tahun asal Kampung Kayu Tangan, Kota Malang, itu langsung tersungkur.

Peluru panas itu menghantam pelipis kanan dan tembus ke bagian kiri kepala Johny.

Dia lalu mati terkapar dengan kepala berlumuran darah di jembatan di dekat Jalan Widodaren. Kejadiannya dini hari, pada 1 Mei 1983.

Warga Kota Malang kemudian geger. Petinju yang cukup dikenal suka berkelahi dan bikin ribut itu tewas misterius.

Keterangan polisi saat itu menyebut sang petinju "meninggal akibat kecelakaan senjata api."

Dia diberitakan tewas tertembak setelah meniru permainan 'rulet Rusia'. Kemudian muncul dugaan lain dia mati bunuh diri.

Namun tidak semua percaya atau meragukan cerita polisi.

Majalah 'Zaman', edisi 4 Juni 1983, memberitakan tentang misteri kematian Johny Mangi. (TOKOPEDIA/CREATIVEBOOKSTORE85)
Majalah 'Zaman', edisi 4 Juni 1983, memberitakan tentang misteri kematian Johny Mangi. (TOKOPEDIA/CREATIVEBOOKSTORE85) 

Sumber Majalah Tempo, edisi 14 Mei 1983, menyebut ada dua sosok menghampirinya, lalu ada keributan, dan terdengar tembakan.

Ada cerita lain, masih menurut Tempo, Johny ditembak saat bermain karambol.

Desas-desus seperti ini juga beredar di warga Kayutangan dan sekitarnya — saat itu.

Adblock test (Why?)


Penembakan Misterius 1982-1985: Petinju Johny Mangi Tewas Terkapar dan Teror Potongan Kepala - Tribun Medan
Read More

No comments:

Post a Comment

Mau Dapat Potongan Tarif Pajak Hiburan? Ini Caranya - Liputan6.com

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Ray Suryawijaya, menegaskan bahwa PHRI di Bali menolak dengan teg...