Rechercher dans ce blog

Friday, April 7, 2023

Potongan Makin Besar, Ojol: Tidak Layak Buat Mencari Nafkah - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan harga yang ditetapkan untuk tarif ojek online (ojol) saat ini terlampau mencekik.

"Kembali lagi kalau mengenai tarif ini sudah (sesuai), bagi kami sudah tidak ada masalah. Masyarakat juga sudah terbiasa dengan tarif yang berlaku saat ini," kata Igun dalam program Profit di CNBC Indonesia.

Namun yang menjadi masalah adalah potongan bear yang ditetapkan para penyedia aplikasi bagi para driver ojol. Potongan melebihi 20 persen itu, menurut para driver sudah tidak sesuai lagi.

"Bagi kami sudah tidak sesuai, tidak layak lagi untuk kami bisa mencari nafkah di ojek online seperti saat ini," ujarnya.

Meskipun tarif bagi pengguna naik, pihak driver mengaku tidak terlalu merasakan manfaatnya baik itu kenaikan ataupun penurunan tarif.

Karen selagi potongan dari perusahaan aplikasi ini masih tinggi, maka pendapatan yang driver peroleh pun tidak tidak setinggi yang dibayarkan oleh pengguna jasa dari ojek online.

"Potongan kepada kami sangat besar, inilah yang menjadi kendala," tegasnya.

Besarnya potongan dinilai juga bisa menjadi kendala pada perekrutan dari perusahaan-perusahaan ride hailing ini bagi driver. Karena menurutnya driver ini menjadi ujung tombak dan juga sebagai konsumen.

"Jadi dua sisi harus dijaga oleh perusahaan ride hailing, baik dari sisi pengguna jasanya maupun operator dari jasa ini yang tidak lain adalah para pengemudi ojek online." pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Banyak Aplikasi Ojek Online Bangkrut di RI, Ini Pemiliknya


(dem)

Adblock test (Why?)


Potongan Makin Besar, Ojol: Tidak Layak Buat Mencari Nafkah - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Mau Dapat Potongan Tarif Pajak Hiburan? Ini Caranya - Liputan6.com

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Ray Suryawijaya, menegaskan bahwa PHRI di Bali menolak dengan teg...