Rechercher dans ce blog

Monday, October 24, 2022

Potongan Plastik dalam Makanan Membuat Anak Ini Tersedak Sulit Bernafas - detikFood

Jakarta -

Seorang anak hampir meregang nyawa karena menyantap makanan. Hal ini lantaran ada potongan plastik dalam makanan yang membuat ia tersedak.

Ketika menyiapkan makanan sudah sewajarnya harus dilakukan dengan hati-hati, terutama jika bekerja di restoran. Kelalaian yang dilakukan oleh pekerja di restoran dapat membahayakan para pelanggan yang membeli makanan.

Memastikan area kerja sudah benar-benar bersih dari kontaminasi benda-benda yang tak seharusnya wajib dilakukan berulang kali. Beberapa kejadian mengerikan yang disebabkan kelalaian para pekerja sempat viral di media sosial ketika para pelanggan protes dengan benda-benda aneh dalam makanannya.

Tidak sedikit dari mereka yang menemukan berbagai potongan benda tajam dan hampir melukai dirinya saat menikmati makanan. Seorang wanita yang baru saja menerima pesanan makanannya ini juga menemukan hal bebrahaya bahkan ketika makanan akan dimakan oleh anaknya.

Potongan Plastik dalam Makanan Membuat Anak Ini Tersedak Sulit BernafasSeorang wanita membagikan kisah anaknya yang tersedak potongan plastik dalam makanannya. Foto: Kent Online

Mengutip Kent Online (22/10) seorang wanita bernama Cole mengaku memesan makanan secara online dari gerai McDonald's yang berada di Chantam, Inggris. Saat itu ia memesan beberapa menu McDOnald's warp untuk dinikmati bersama anak perempuannya.

Menu wrap dengan isian potongan daging ayam dan bacon dengan kulit tortilla yang lembut memang paling nikmat untuk disantap selagi lapar. Tetapi Cole menyadari ada yang tak beres saat anaknya tersedak ketika makan salah satu menu wrap.

Anaknya turun dari lantai atas dengan kondisi tersedak dan kesulitan bernafas. Setelah membantu mengeluarkan benda yang membuatnya tersedak, Cole menemukan sepotong plastik besar pada tenggorokan anaknya yang berasal dari wrap yang dimakan anaknya.

Tak terima dengan kesalahan para pekerja yang menyiapkan makanan dengan lalai, Cole langsung mengajukan protes dan meminta pertanggung jawaban McD setempat. Respon yang tidak diharapkan justru diterimanya, Cole merasa tanggapan dari pihak McDonald's tidak sebanding dengan nyawa anaknya yang terancam.

Potongan Plastik dalam Makanan Membuat Anak Ini Tersedak Sulit BernafasGerai McDonald's Chantam selaku penyedia makanannya hanya menawarkan ganti rugi berupa makan gratis atau pengembalian dana. Foto: Kent Online

Pihak McDonald's Chantam mengaku tak bisa menawarkan lebih daripada pengembalian yang seharga dengan menu yang dipesan atau makanan gratis sebagai ganti rugi. "Manajernya mengatakan bahwa ini adalah kejadian serius dan ia akan mencoba mencari tahu apa yang ternyata. Tetapi ia benar-benar menunjukkan ketidak peduliannya pada anakku," kata Cole.

Cole bahkan mengatakan bahwa pihak restoran tidak bertanya sedikit pun tentang kondisi anaknya yang seolah ingin lepas dari tanggung jawabnya. Pihak restoran disebutkan hanya berusaha menghibur Cole dengan menawarkan makanan gratis saja.

Usai kejadian tersedak yang mengerikan pada anaknya, Cole mengaku kapok untuk membeli makanan di McDonald's lagi. Menanggapi kasus tersebut, pihak restoran memberikan pernyataan untuk meluruskan masalah yang terjadi.

"Kami minta maaf atas kejadian yang dialami oleh pelanggan kami. Keamanan makanan adalah hal yang paling penting dan kami selalu menerapkan quality control yang terbaik, mengikuti semua standar yang ditetapkan untuk menghindari kecacatan. Menurut investigasi yang dilakukan hal ini terjadi akibat kelalaian pekerja dan staff yang telah diingatkan untuk melakukan prosedur sebaik mungkin," kata pihak McDonald's.

Simak Video "McDonald's di Rusia Bakal Ganti Nama"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

Adblock test (Why?)


Potongan Plastik dalam Makanan Membuat Anak Ini Tersedak Sulit Bernafas - detikFood
Read More

No comments:

Post a Comment

Mau Dapat Potongan Tarif Pajak Hiburan? Ini Caranya - Liputan6.com

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Ray Suryawijaya, menegaskan bahwa PHRI di Bali menolak dengan teg...