KOMPAS.com - Sekitar satu dekade yang lalu peneliti untuk pertama kalinya menemukan pecahan kacah yang berserak di Gurun Atacama Chili.
Pecahan kaca berwarna hijau tua dan beberapa di antaranya hitam itu ditemukan di sepanjang 75 kilometer Gurun Atacama. Pecahan kaca juga berbentuk aneh dan bengkok.
Saat itu peneliti dibuat bingung mengapa ada pecahan kaca di gurun dan dari mana asalnya pun masih menjadi misteri. Namun peneliti sempat berhipotesis, jika kaca tersebut berasal dari bolide atau bola api yang meledak di atmosefer.
Baca juga: Fosil Dinosaurus Era Jurassic Ditemukan di Gurun Atacama, Dijuluki Si Naga Terbang
Sementara yang lainnya menyimpulkan, jika kaca merupakan hasil kebakaran rumput yang intens. Pada saat itu daerah tersebut bukanlah gurun pasir melainkan tanah berpasir dengan pepohonan dan rumput.
Namun dalam sebuah studi terkini, peneliti mencoba menguak teka teki tersebut dan menemukan hal yang baru.
Mengutip Live Science, Jumat (5/11/2021) dalam studi terbaru peneliti melakukan analisis kimia terhadap lusinan sampel kaca yang ditemukan di gurun.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Peneliti menemukan mineral yang disebut zirkon dan beberapa di antaranya telah terurai menjadi baddeleyite, mineral oksida zirkonium yang langka.
Transisi dari zirkon ke baddeleyite itu biasanya terjadi pada suhu lebih dari 1.670 derajat Celcius atau jauh lebih panas daripada suhu yang dicapai akibat kebakaran rumput.
Hasil analisis itu pun membuat peneliti menyimpulkan, bahwa pecahan kaca yang berserak itu berasal dari komet besar yang meledak di atmosfer Bumi sekitar 12.000 tahun yang lalu.
Ledakan kuno yang kemungkinan terjadi berturut-turut itu menghasilkan angin kencang sekuat tornado dan panas terik yang membakar pasir gurun. Akibat kejadian itu membuat pasir gurun menjadi kaca silikat atau padatan yang mengandung silikon dan oksigen dalam struktur tertentu.
Baca juga: Luka Brutal pada Kerangka Berusia 3.000 Tahun, Bukti Kekerasan di Gurun Atacama
Kesimpulan ini juga didukung dengan temuan mineral dalam kaca yang hanya ditemukan di meteorit dan batuan lain yang berasal dari luar angkasa.
Terlebih lagi bentuk kaca yang aneh dan bengkok juga menunjukkan bukti panas dan angin hebat lah yang akan menghasilkan oleh ledakan komet semacam itu.
"Ini adalah pertama kalinya kami memiliki bukti yang jelas tentang kaca di Bumi yang tercipta karena radiasi termal dan angin dari komet yang meledak di atmosfer Bumi," ungkap Pete Schultz, penulis utama studi ini.
Para peneliti memperkirakan bahwa ledakan itu terjadi sekitar 12.000 tahun yang lalu, tetapi mereka berharap penelitian lebih lanjut akan membantu menentukan tanggal dan ukuran komet dengan lebih tepat.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Geology, Selasa (2/11/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Satu Dekade Jadi Teka-teki, Ahli Ungkap Misteri Potongan Kaca Berserak di Gurun Atacama - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment