Rechercher dans ce blog

Sunday, November 28, 2021

Ilmuwan Terkejut Lihat Potongan Otak Manusia Hidup selama 12... - SINDOnews.com

NEW YORK - Mempelajari organ terpenting manusia, ilmuwah terkejut melihat kemapuan otak manusia sepanjang satu sentimeter (cm) masih bisa 'hidup' setelah disimpan selama 12 jam. Riset ini dillakukan untuk membantu para peneliti menemukan obat dan perawatan baru untuk penyakit mematikan.

Seperti dilansir dari Daily Mail Minggu (28/11/2021), penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Universitas Kopenhagen, mengambil ekstrak dari sepotong jaringan otak dari korteks pasien dan dengan cepat memulai proses baru untuk memastikan ia mampu bertahan.

BACA JUGA - Radiasi Handphone Memicu Kanker Otak? Ini Faktanya

Tim awalnya mendinginkan jaringan dan memberinya pasokan oksigen untuk menjaga sel tetap hidup sebelum menempatkan sepotong kecil dalam campuran ion dan mineral. Ini adalah zat yang sama yang ditemukan dalam cairan tulang belakang otak.

Peneliti utama Emma Louise Louth mengatakan dia dan timnya mampu menjaga jaringan otak tetap hidup selama 12 jam, memungkinkan penelitian dan eksperimen dilakukan.

Metode sebelumnya hanya bisa dilakukan pada hewan.

“Meminjam analogi dari peneliti lain, tikus dan manusia memiliki fungsi dasar yang sama, tetapi otak manusia lebih kompleks.

“Kita juga tahu bahwa ada perbedaan jenis sel dan ekspresi reseptor tertentu. Oleh karena itu, pengujian langsung di jaringan manusia adalah kesempatan unik, ”kata Louth.

Studi ini mengarah pada peluang pengobatan baru, seperti yang terkait dengan pemulihan setelah stroke atau jenis kerusakan otak akut lainnya, di mana pasien kehilangan koneksi sinaptik di otak dan perlu membentuk koneksi baru.

Adblock test (Why?)


Ilmuwan Terkejut Lihat Potongan Otak Manusia Hidup selama 12... - SINDOnews.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Mau Dapat Potongan Tarif Pajak Hiburan? Ini Caranya - Liputan6.com

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Ray Suryawijaya, menegaskan bahwa PHRI di Bali menolak dengan teg...